“Kau teman Sandy?” tanyanya ramah. “Apa kabar? Namaku Park Hyun-Shik.”
Sandy agak geli melihat temannya yang biasanya begitu cerdas tiba-tiba berubah menjadi agar-agar di depan dua pria tampan.
“Ehm… Apa kabar? … N-nama saya Kang Young-Mi.”
“Tidak usah bersikap resmi seperti itu,” kata Park Hyun-Shik. “Kau teman Sandy, itu artinya kau teman kami juga. Oh ya, apakah Sandy sudah mengatakan padamu dia akan tinggal di sini untuk sementara?”
Young-Mi melirik Sandy dan menjawab, “Sudah, tentu saja sudah. Tenang saja, aku tidak akan mengatakannya pada siapa-siapa.”
“Terima kasih banyak. Kami sangat menghargainya.”
Jung Tae-Woo juga ikut tersenyum kepada Young-Mi dan Sandy merasa temannya sudah hampir ambruk ke lantai. “Maaf, tidak bisa mengobrol denganmu. Kami harus pergi sekarang, tapi kau bisa menemani Sandy di sini. Pasti kalian ingin mengobrol banyak. Anggap saja rumah sendiri.”
“Ooh… tentu saja. Terima kasih,” bisik Young-Mi sambil tersenyum lebar.
Jung Tae-Woo berpaling kepada Sandy. “Apa yang akan kaulakukan hari ini?”
“Nanti aku akan keluar sebentar. Ada yang harus kubeli,” kata Sandy. “Aku juga ingin mampir dan melihat kondisi apartemenku.”
“Sendiri?”
“Oh, Young-Mi akan menemaniku. Ya, kan?”
Young-Mi cepat-cepat mengangguk dan memasang senyum termanisnya ketika Jung Tae-Woo berpaling memandangnya.
Jung Tae-Woo mengangguk dan kembali menatap Sandy. “Baiklah, kunci cadangan ada di laci sebelah sana. Jangan lupa mengunci pintu kalau kau keluar. Aku akan meneleponmu nanti. Aku pergi dulu.”
Keempat orang itu saling bertukar kalimat “selamat jalan dan sampai nanti”. Lalu setelah kedua laki-laki itu pergi dengan mobil masing-masing, seperti air bah, Young-Mi menumpahkan semua kata yang dipendamnya sejak tadi, “Wah, mereka berdua tampan sekali. Yang satu lagi itu siapa? Artis juga?”
Sandy tertawa. “Bukan, paman itu manajer Jung Tae-Woo.”
Young-Min mengangguk-angguk. “Manajernya? Namanya Park Hyun-Shik, ya? Tapi kenapa kau memanggilnya „paman‟? Dia masih muda begitu.”
Sandy hanya menggeleng dan tersenyum.
“Kenapa melihatku seperti itu?” tanya Sandy ketika melihat Young-Mi menatapnya dengan mata disipitkan.
“Aku ingin tanya, kau yakin tidak ada hubungan istimewa antara kau dan Jung Tae-Woo? Kau hanya menjadi pacarnya dalam foto? Hanya itu?”
100
“Begitulah. Kenapa?”
“Kau yakin? Lalu kenapa aku merasa kalian terlihat seperti suami-istri. Dan—astaga, aku baru sadar kau memakai pakaian laki-laki. Pakaiannya?”
Sandy menunduk memandang baju Tae-Woo yang kebesaran untuknya. Bingung harus berkata apa. Untungnya sandy tidak perlu menjawab karena Young-Mi tiba-tiba berkata, “Oh ya, aku hampir lupa memberitahumu Lee Jeong-Su meneleponku kemarin malam.”
Sandy mengangkat wajahnya. “Oh?”
Young-Mi melanjutkan, “Karena tidak bisa menghubungimu, dia meneleponku untuk menanyakan kabarmu. Kukatakan padanya kau tidak apa-apa, tapi kemudian dia ingin tahu kau berada di mana.”
“Kau bilang apa?”
“Tidak bilang apa-apa. Kemarin malam kupikir kau bermalam di rumah salah seorang temanmu atau semacamnya. Itu yang kukatakan pada Lee Jeong-Su. Hari ini aku baru tahu kau ada di rumah Jung Tae-Woo.”
“Kau tidak akan memberitahunya, kan?”
“Memangnya aku bodoh? Tentu saja tidak,” sahut Young-Mi tegas. “Sudahlah, jangan bicarakan Lee Jeong-Su lagi. Ayo, sekarang ceritakan padaku apa yang terjadi kemarin malam. Tentang kebakaran itu dan bagaimana kau bisa berakhir di sini. Ada lagi, apa yang harus kukatakan pada ibuku? Ibu menyuruhku memintamu tinggal di rumah kami.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar