Sebagian zat merkuri yang digunakan untuk memisahkan emas
hasil pertambangan liar di Gunung Botak, Kabupaten Buru, Maluku, dipasok dari
Pulau Seram, tak jauh dari Buru. Di Seram, tepatnya diantara Negeri Luhu dan Negeri
Iha, Kecamatan Huamul, Kabupaten Seram Bagian Barat, terdapat tambang liar batu
sinabar yang memiliki kandungan merkuri 20-80%.
Batu sinabar diolah disekitar lokasi tambang menjadi merkuri.
Ada petambang yang menjual batu sinabar kepada pengepul guna dibawa ke Pulau
Buru atau Ambon untuk diolah. Waktu tembuh lokasi tambang sinabar dengan Pulau
Buru sekitar 5 jam dengan perahu cepat. Nour Payapo, Koordinator Dewan Adat
Huamual menambahkan belum ada sikap resmi dari pemerintah terkait tambang liar
itu. Pencemaran lingkungan akibat merkuri tidak hanya ada di Buru, tetapi juga
di wilayah itu akibat pengolahan batu sinabar menjadi merkuri dengan cara
tradisional oleh petambang atau pengepul.
Cara pengolahannya dengan memanaskan batu didalam benjana
besi dengan suhu diatas 200 derajat celcius sehingga batu itu menghasilkan
cairan merkuri. Ketika proses pemanasan berlangsung uap merkuri akan terbang ke
udara dan dihirup warga setempat. “Pencemaran merkuri sama bahayanya dengan
yang terjadi di Pulau Buru”.
Dikawasan tambang sinabar, pencemaran merkuri terjadi saat
pembuatan merkuri, sedangkan di Buru saat pengolahan material tambang. Merkuri
digunakan untuk memisahkan emas dan material tambang lainnya. Limbah dibuang ke
permukiman warga, sungai, dan areal sawah. Saat hujan limbah akan terbawa ke
laut sehingga mencemari biota laut. Harga bati sinabar Rp 60.000-Rp 80.000,-
per kilogram.
Gunung Botak ditutup
Tambang emas liar di Gunung Botak telah ditutup. Aparat
gabungan TNI, Polri, Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Buru, dan masyarakat
adat melakukan penyisiran. Tenda dan tempat penggalian material dan pengolahan
emas dibongkar dan dibakar. Inilah penertiban terbesar dari 25 penertiban
sebelumnya yang selalu gagal.
Aparat gabungan juga menjaga kawasan itu dengan membentuk 10
pos pengamanan. Pemerintah daerah memfasilitasi kebutuhan logistic pengamanan.
Petambang yang akan pulang ditangani pemerintah melalui posko disekitar kawasan
tambang hingga di Pelabuhan Namlea.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar