Sendimen lumpur di sejumlah muara sungai yang berhilir di Laguna
Segara Anakan, Kab. Cilacap, Jawa Tengah bakal kembali dikeruk. Pengerukan
lumpur tersebut menjadi solusi termudah menekan kerusakan ekosistem perairan
tersebut sekaligus mengurangi potensi banjir tahunan di wilayah Cilacap Barat.
Pengerukan sendimen lumpur bakal dilakukan di muara Sungai Cibereum, Citanduy,
dan beberapa sungai lain. Pengerukan tersebut diharapkan bisa mengurangi
pendangkalan dan penyempitan parah diperairan laguna yang memisahkan daratan
Pulau Jawa dan Pulau Nusakambangan.
Pendangkalan di Laguna Segara Anakan terus bertambah. Empat
tahun lalu, perahu-perahu jukung masih bisa melintasi perairan disekitar
kawasan Jongorasu dan Selokjero di Nusakamabangan Barat. Kini perahu-perahu
kecil pun acap kandas. Pendangkalan juga menyebabkan munculnya tanah-tanah
timbul disekitar laguna. Kerusakan hutan di wilayah hulu menggerus tanah
sekaligus menggelontor ribuan ton sampah ke laguna. Paling tidak terdapat 12
pulau kecil di sekitar muara, tersebar di desa Ujunggagak, Panikel, Ujunggalang,
dan Klaces di Kec. Kampung Laut. Berdasarkan
data DKP2SDKSA Cilacap, sekitar tahun 1903, luas Segara Anakan mencapai 6.450
hektar. Namun pada tahun 2000 menjadi 1.200 hektar, dan kini tinggal 400
hektar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar