Rabu, 16 Desember 2015

KERUSAKAN LINGKUNGAN: HUTAN JATIM YANG RUSAK DIPULIHKAN

Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf mengakui, hutan di provinsi itu yang rusak dan perlu dipulihkan seluas 56.000 hektar. Hutan yang rusak kini sekitar 4,1% dari total luas hutan di Jatim yang mecapai 1.361.146 hektar atau 28,36% dari luas wilayah. Salah satu upaya pemulihan hutan yang rusak adalah menanam 1.000 pohon oleh ratusan Slankers seluruh Jatim yang mengadakan Aksi Peduli Alam Semesta di Tretes Green Mountain. Upaya lain untuk mengurangi areal hutan yang rusak adalah Pemerintah Jatim juga telah membentuk satuan tugas pengamanan hutan.
Satuan tugas ini sebagai terobosan terbaru, sebab para petugas diberi pelatihan mengatasi kebakaran hutan, mempersiapkan peralatan termasuk kendaraan pemadam kebakaran. Selain itu, juga pos pemantau ditambah karena kebakaran hutan. Dalam 3 bulan terakhir, kebakaran hutan terjadi di Gunung Lawu perbatasan Jateng dan Jatim, Penanggungan, Semeru, Arjuno, Ijen, dan Bromo. Kebakaran lahan dan hutan juga menelan 12 korban tewas yakni 8 pendaki Gunung Lawu dn 4 orang tewas saat kebakaran hutan pinus milik Perhutani di Petak 49, Desa Ngilo-ilo, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo, akhir Oktober lalu.

Kepala Seksi Humas Perhutani Jatim Wahyu Dwi Hatmojo menyebutkan, kebakaran hutan di Jatim yang hamper terjadi pada musim kemarau justru memunculkan banyak komunitas atau kelompok di masyarakat untuk terlibat baik dalam penanggulangan maupun aksi antisipasi. Seperti kegiatan yang dilakukan kelompok pecinta alam bersama dengan Lembaga Masyarakat Desa Hutan Sumber Lestari. Kelompok ini memiliki cara untuk menjaga ekosistem alam, termasuk mencegah kebakaran hutan di Gunung Penanggungan. Mereka juga terlibat konservasi, termasuk persemaian dan membersihkan gulma disekitar pepohonan untuk mencegah kebakaran, serta melakukan pembibitan 5.000 jenis tanaman bersama Perhutani antara lain mahoni, beringin dan akasia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar