Senin, 15 Mei 2017

KENAIKAN HARGA PANGAN


Puasa dan Lebaran, Harga Makanan Bisa Naik 7%


Menjelang bulan puasa dan Lebaran, kenaikan harga makanan dan minuman tak bisa dihindari. Kementerian Perindustrian (Kemperin) memperkirakan harga produk olahan makanan dan minuman berpotensi naik 5%-7%.

Bagi produsennya, momen tersebut tentu merupakan momen yang ditunggutunggu. Soalnya, menurut Faiz Ahmad, Direktur Industri Makanan dan Minuman, Kemperin, momen tersebut akan meningkatkan utilisasi produksi industri sekitar 15%20% dari biasanya. "Selain meningkatnya permintaan, kenaikan harga ini juga dipengaruhi beban biaya produksi industri yang diprediksi akan naik menjelang Lebaran," kata Faiz Ahmad, kemarin (28/6).

Biaya tambahan itu terutama dari gas. Peningkatan produksi mengakibatkan industri harus mengonsumsi gas lebih banyak, bahkan melampaui kuota yang dialokasikan untuk makanan dan minuman. Akibatnya, industri terkena charge tambahan sehingga harga gas akan menjadi 150%250% lebih mahal dibanding harga gas biasa.

Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi), Franky Sibarani, mengamini hal ini. Maka, kenaikan harga makanan dan minuman tidak selalu karena ingin mendongkrak keuntungan, tetapi karena biaya produksi juga naik.

Biayabiaya yang harus ditanggung perusahaan dan mengakibatkan kenaikan harga ini antara lain kenaikan harga bahan baku dan juga kenaikan harga kemasan makanan dan minuman. Begitupun pada pos distribusi.

Franky bilang, biaya pengiriman juga akan naik menjelang Ramadhan. Karena itu harga jual kepada konsumen dipastikan akan naik pula. "Apalagi dalam beberapa hari Kenaikan harga gas menambah biaya produksi sehingga harga makanan naik.

menjelang Lebaran pengiriman makanan olahan terhambat karena transportasi harus mengutamakan makanan segar dan manusia," tuturnya.

Untuk menghadapi peningkatan makanan dan minuman olahan menjelang Ramadhan ningga Lebaran yang diprediksi bisa meneapai 100%, peak season produksi makanan dan minuman bakal dimulai pada bulan depan.

Sebelumnya, Ketua Umum Gapmmi, Adhi Lukman, mengatakan, saat ini utilitas industri makanan di dalam negeri menca.pai 70%75%. Sehingga sang at memungkinkan bagi merekci untuk menaikkan produksi guna memenuhi kenaikan penmintaan makanan. "Peningkabjn utilitas produksi pabrik meijyadi jalan keluar," tandas Adhi.

Dia melanjutkan, peningkatan utilitas produksi yang harus dilalmkan oleh industri makanan juga harus diikuti oleh pasokan energi yang cukup. Bila tidak, industri makananminuman diperkirakan tidak akan maksimal sehingga berpoten.si menguntungkan produk makanan impor untuk mengambil alih konsumen di dalam negeri.

Charles Klamodarso, Managing Director PT Ultra Prima Abadi, menyatakan, pada bulan Ramadan dan Lebaran, biasanya permintaan produk makanan dan minuman olahan buatan Ultra naik tinggi dibandingkan dengan permintaan pada hari biasa. "Permintaannya bisa naik hingga 40% daripada permintaan reguler," katanya.

Produk mereka seperti Wafer Tango, kata Charles, bukan hanya dibeli dikonsumsi oleh pembeli sendiri. Pasalnya produk makanan ringan seperti itu juga sering digunakan untuk dikirimkan hadiah dalam bentuk bingkisan alias parsel di hari raya.

Ada Tiga Penyebab Harga Sembako Naik Jelang Puasa

Menjelang Ramadhan harga bahan pangan dan sayuran di pasaran ibukota meroket. Bahkan daging sapi tembus hingga harga Rp130 ribu perkilogram.
Ketua Ikatan Pedagang Pasar Indonesia, Abdullah Mansuri mengatakan harga bahan pangan dan sembako di pasar tradisional masih tinggi, seperti harga bawang merah, bawang putih, daging sapi, cabai, telur, minyak goreng, dan komoditas lainnya.
“Bawang merah memang turun sedikit Rp 500 per kilogram (Kg) menjadi kisaran Rp 38 ribu-Rp 45 ribu per kg. Tapi bawang putih justru melonjak sampai Rp 7 ribu dari harga sebelumnya Rp 35‎ ribu menjadi Rp 42 ribu per kg,” ungkap Abdullah, kemarin.
‎Harga cabai rawit merah masih stabil di kisaran Rp 30 ribu-Rp 35 ribu per kg, harga jual telur masih Rp 20 ribu-Rp 22 ribu per kg. Sedangkan harga minyak goreng naik Rp 500-Rp 1.000 per kg dengan harga Rp 12 ribu sampai dengan Rp 13 ribu per kg. “Paling parah daging sapi naiknya sudah Rp 10 ribu per kg dari harga sebelumnya Rp 120 ribu per Kg menjadi Rp 130 ribu setiap kilonya sekarang ini,” jelasnya.
Mansuri menduga, kenaikan harga ini disebabkan tiga faktor. Pertama, masalah pasokan dan permintaan. Kedua, ada unsur kesengajaan atau penimbunan dari beberapa pihak karena pasokan cukup namun barang di pasar kurang. Faktor ketiga, terjadi penimbunan pribadi yang dilakukan masyarakat karena ada kepanikan.
“Kayak bawang putih harganya melonjak signifikan karena selain impor, juga ada permainan. Juga masyarakat borong sembako lebih banyak, takut harga makin naik dan barang kosong, jadi ditimbun pribadi karena panik,” tegasnya.
Mansuri mengimbau kepada pemerintah agak segera melakukan intervensi pasar dalam rangka stabilisasi harga saat puasa dan Lebaran. Jika tidak, dia khawatir akan terjadi kenaikan harga lebih parah di 3 hari menjelang Lebaran, di mana saat puncak harga terjadi.
“Kalau tidak diredam harganya, kami khawatir di 3 hari menjelang Lebaran saat puncak harga, akan terjadi kenaikan harga ‎gila-gilaan. Harus segera intervensi pasar, jangan lama-lama disimpan di gudang Bulog misalnya, harus segera dilempar lewat operasi pasar secara besar-besaran,” saran Mansuri.
Hadibowo, 50, pedagang daging sapi di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, mengatakan harga daging sapi naik Rp 10 ribu dari sebelumnya Rp 110 ribu per kg menjadi Rp 120 ribu per kg.
Kenaikan tersebut disebabkan oleh tingginya harga di tingkat pemotongan yang saat ini mencapai Rp 105 ribu per kg. “Belanjaan dari potongan naik, biasanya memang mau puasa,” kata Hadiwibowo.
Dia bahkan mengatakan harga daging sapi diperkirakan mencapai Rp 140 ribu per kg menjelang puasa (H-3 dan H-2). Pasalnya, ada kecenderungan masyarakat menyajikan makanan yang enak pada awal puasa. “‎Pasti dari jagal naik, buka puasa pertama yang enak-enak,” pungkasnya.(guruh)




Sumber:
http://poskotanews.com/2016/05/28/ada-tiga-penyebab-harga-sembako-naik-jelang-puasa/
http://kemenperin.go.id/artikel/3691/Puasa-dan-Lebaran,-Harga-Makanan-Bisa-Naik-7

Tidak ada komentar:

Posting Komentar