Antara
Penjelasan Ilmiah dan Mitos Raksasa Makan Matahari
Peristiwa matahari terhalang oleh bulan sehingga sebagian
wilayah di bumi menjadi gelap secara ilmiah disebut dengan peristiwa gerhana.
Namun ternyata di sejumlah daerah gerhana ini sering dikatikan dengan
mitos-mitos yang ada. Misalnya
di Jawa, ada mitos yang menyebut fenomena gerhana ini terjadi saat
raksasa jahat yang sangat berkuasa Batara Kala atau Rahu menelan matahari
karena dendam kepada Dewa Matahari. Untuk membantu Dewa Matahari, orang-orang
diminta untuk menumbuk lesung dan membuat suara berisik.
"Warga disuruh menumbuk lesung agar Sang Surya bisa lepas," kata Avivah Yamani, salah satu pengurus komunitas astronomi Langit Selatan saat berbincang dengan detikcom di Cihampelas Walk, Bandung beberapa waktu lalu.
"Kalau di Maluku Utara, katanya setan atau suanggi makan matahari, lalu hrs bikin bunyi-bunyian atau tarian, agar suanggi atau setan melepas matahari. Tapi itu kan cuma mitos," tambahnya. Sementara untuk pengaruh pada kehidupan, Avivah mengatakan gerhana matahari tidak berpengaruh untuk manunsia. Justru fenomena ini bisa berpengaruh pada hewan.
"Ada pengaruhnya ke hewan-hewan. Di mana hewan siang akan bersiap tidur karena disangka malam, dan hewan malam akan keluar karena disangka sudah malam," ucapnya.
"Warga disuruh menumbuk lesung agar Sang Surya bisa lepas," kata Avivah Yamani, salah satu pengurus komunitas astronomi Langit Selatan saat berbincang dengan detikcom di Cihampelas Walk, Bandung beberapa waktu lalu.
"Kalau di Maluku Utara, katanya setan atau suanggi makan matahari, lalu hrs bikin bunyi-bunyian atau tarian, agar suanggi atau setan melepas matahari. Tapi itu kan cuma mitos," tambahnya. Sementara untuk pengaruh pada kehidupan, Avivah mengatakan gerhana matahari tidak berpengaruh untuk manunsia. Justru fenomena ini bisa berpengaruh pada hewan.
"Ada pengaruhnya ke hewan-hewan. Di mana hewan siang akan bersiap tidur karena disangka malam, dan hewan malam akan keluar karena disangka sudah malam," ucapnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Kepala LAPAN Thomas
Djamaluddin. Menurutnya walaupun gerhana matahari total hanya berlangsung
singkat yakni 2 sampai 3 menit namun bisa menimbulkan perubahan perilaku pada
hewan-hewan karena menganggap malam telah datang. Misalnya saja ayam masuk
kandang karena mengira waktu sudah petang, padahal gerhana matahari terjadi di
siang hari.
"Siang tiba-tiba gelap itu binatang-binatang di malam hari menunjukkan perubahan perilaku. Itu memang ada penelitian, misal ayam ada perubahan perilaku mulai gelap berubah masuk kandang, serangga di malam lebih aktif," kata Thomas.
"Siang tiba-tiba gelap itu binatang-binatang di malam hari menunjukkan perubahan perilaku. Itu memang ada penelitian, misal ayam ada perubahan perilaku mulai gelap berubah masuk kandang, serangga di malam lebih aktif," kata Thomas.
Begini Cara Aman
Melihat Gerhana Matahari Total
Gerhana matahari total akan terjadi di Indonesia pada 9 Maret
2016 pagi hari. Langit di pagi hari yang tiba-tiba berubah gelap karena gerhana
matahari total ini akan menjadi pemandangan yang menarik dan indah untuk
diamati.
Pengamatan gerhana matahari total ini tidak berbahaya asal dilakukan dengan cara-cara yang aman. Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Djamaluddin menjelaskan sinar gerhana matahari total tidak akan membuat mata buta, justru saat gerhana total mencapai puncaknya maka itu adalah saat yang tepat untuk melihat keindahan korona atau mahkota matahari secara langsung tanpa penghalang.
Cara yang aman untuk mengamati gerhana adalah saat matahari perlahan tertutup bulan dan kondisi langit berangsur menjadi gelap (gerhana matahari sebagian) dianjurkan untuk menggunakan filter atau kacamata khusus untuk melihat matahari. Cara melihatnya juga jangan terlalu fokus karena saat itu matahari belum semuanya tertutup dan sebagian sinar matahari masih memancar kuat hingga bisa merusak retina mata.
Pengamatan gerhana matahari total ini tidak berbahaya asal dilakukan dengan cara-cara yang aman. Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Djamaluddin menjelaskan sinar gerhana matahari total tidak akan membuat mata buta, justru saat gerhana total mencapai puncaknya maka itu adalah saat yang tepat untuk melihat keindahan korona atau mahkota matahari secara langsung tanpa penghalang.
Cara yang aman untuk mengamati gerhana adalah saat matahari perlahan tertutup bulan dan kondisi langit berangsur menjadi gelap (gerhana matahari sebagian) dianjurkan untuk menggunakan filter atau kacamata khusus untuk melihat matahari. Cara melihatnya juga jangan terlalu fokus karena saat itu matahari belum semuanya tertutup dan sebagian sinar matahari masih memancar kuat hingga bisa merusak retina mata.
"Jadi menyaksikan beberapa menit, tidak terlalu asik,
sesekali melihat ke tempat lain dan tidak fokus ke matahari itu akan aman-aman
saja," ucap Thomas
Saat matahari tertutup total dan langit menjadi gelap, filter
yang melindungi mata bisa dilepas. Keindahan gerhana matahari total bisa
disaksikan langsung dengan mata. Namun harus diingat, jangan terlalu lama
menatap karena durasi gerhana matahari total ini hanya 2 sampai 3 menit saja.
Setelah itu matahari akan tersibak dan langit kembali cerah. Saat matahari
mulai tersibak maka filter mata harus dipakai agar cahaya matahari tidak
merusak retina.
"Ketika bulan mulai tersibak lepas dari matahari, maka piringan matahari yang terang itu akan menyilaukan sekali padahal pupil mata sedang membesar dan itu yang bisa merusak retina mata," kata Thomas.
Soal tempat, Thomas
menyarankan melihatnya di lokasi lapang yang tidak terhalang pohon atau benda
lainnya. Misalnya saja pantai, lapangan atau tempat yang tinggi."Ketika bulan mulai tersibak lepas dari matahari, maka piringan matahari yang terang itu akan menyilaukan sekali padahal pupil mata sedang membesar dan itu yang bisa merusak retina mata," kata Thomas.
Thomas mengimbau agar warga bisa melihat fenomena yang indah ini, jangan sampai keindahan gerhana matahari total justru dihindari seperti yang pernah terjadi di Indonesia tahun 1983 lalu. Kala itu warga begitu takut melihat gerhana matahari total secara langsung karena adanya anggapan sinar matahari saat gerhana bisa membuat mata buta.
"Kita harus sosialisasi kepada masyarakat kalau melihat fenomena gerhana matahari itu aman asal tidak terlalu asik melihatnya. Jadi jangan ada lagi pembohongan massal yah seperti tahun 1983, gerhana matahari berbahaya, orang suruh masuk ke dalam rumah, jendela-jendela rumah dikunci," ucap Thomas.
Sementara itu komunitas astronomi Langit Selatan dalam websitenya mengatakan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengamati gerhana matahari total. Untuk Gerhana Matahari Total 2016 di Indonesia, akan ada area yang bisa menikmati momen ketika matahari sepenuhnya ditutupi bulan, akan tetapi ada juga daerah yang hanya akan mengalami gerhana matahari sebagian. Untuk bisa menikmati gerhana matahari di tahun 2016, ada aturan yang harus selalu diingat.
Aturan itu adalah ketika matahari masih tampak di langit, jangan pernah melihat matahari dengan mata tanpa alat. Gunakan filter matahari pada kacamata matahari selama pengamatan. Jangan gunakan kacamata hitam, film yang diekspos, CD, atau filter lainnya, karena dapat membahayakan mata.
Ketika terjadi totalitas selama 2-3 menit, matahari sudah tidak tampak dan pengamat bisa melihat langsung ke korona matahari. Akan tetapi, segera setelah totalitas berakhir dan matahari tampak kembali, kenakan kacamata gerhana yang sudah dilengkapi filter matahari untuk menyaksikan gerhana sebagian.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar